Perjuangan menegakkan Islam
haruslah ditempuh dengan cara :
1. Memiliki
Organisasi Yang Rapi (tanzhim)
Pengorganisian yang rapi (tanzhim),
dengan perencanaan yang matang, keterpaduan perjuangan di segala aspek (takamul)
dan keseimbangan perjuangan dalam masing-masing aspek yang diperjuangkan (tawazun).
Karena memperjuangkan Islam merupakan perintah langit, sehingga sangat mustahil
jika dilakukan secara serampangan.
Aspek tanzhim dalam
perjuangan Islam ini, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah dalam proses
hijrah. Di mana beliau mengorganisir dengan baik para sahabat yang ditugaskan
dalam peristiwa tersebut. Mulai dari Abu Bakar ash-Shidiq yang menemani
perjalanan, Ali bin Abi Thalib yang menggantikan Rasulullah di tempat tidurnya,
pemilihan Gua Tsur untuk bersembunyi –di mana gua tersebut terletak berlawanan
arah dengan perjalanan menuju Madinah-, penugasan Abdullah bin Abu Bakar
sebagai informan, Asma’ binti Abu Bakar sebagai penyuplai makanan, juga Abi bin
Fahirah yang bertugas menyamarkan jejak dengan menggembala kambing di setiap
sore hari. Tak ketinggalan, dengan dibayarnya Abdullah bin Uraiqith al-Laitsi
sebagai penunjuk jalan menuju Madinah.
Tanzhim ini sangat
penting, karena musuh yang dihadapi oleh kaum muslimin adalah organisasi
internasional yang terstruktur rapi. Baik itu gerakan Salibisme Internasional,
Zionisme Internasional maupun Komunisme Internasional.
2. Gerakan
Islam harus terpadu (takamul)
Keterpaduan. Yakni meliputi
banyak aspek, bukan bersifat juz’iyah (parsial). Karena tabiat Islam
yang memang menyeluruh dan mengatur segala aspek. Sehingga, gerakan Islam tidak
boleh hanya fokus pada salah satu aspek dan melupakan aspek yang lain.
Sebagai gambaran dalam hal
ini, apa yang dirumuskan oleh Hasan al-Banna sangatlah relevan. Bahwa Ikhwanul
Muslimin yang didirikannya, merupakan Dakwah Salafiyah yang mengajak
kepada kemurnian Islam, Thariqat Sunniyah yang menyerukan
pentingnya melaksanakan sunnah yang suci dalam segala aspek, Hakikat
Sufiyah yang mengajak anggotanya untuk selalu menyucikan diri dengan
aneka amal ibadah, Lembaga Politik yang menuntut perbaikan sistem pemerintahan dan
hukum agar sesuai dengan al-Qur’an dan sunnah, Perkumpulan Olah Raga
yang menekankan pentingnya kesehatan anggotanya dengan aneka macam kegiatan dan
pelatihan fisik, Ikatan Ilmiah dan Kebudayaan yang mewajibkan kepada anggotanya
untuk mengutamakan dan menghargai ilmu pengetahuan, Usaha Ekonomi yang
menekankan anggotanya agar pandai mengatur dan mengupayakan harta yang halal
untuk kemaslahatan umat, dan Gagasan Kemasyarakatan yang
mempunyai program agar anggotanya semakin bersemangat dalam menghadirkan
kemanfaatan sebesar-besarnya untuk sesama.
Setelah aspek tanzhim
dan takamul dipenuhi, gerakan Islam haruslah memiliki visi tawazun.
Yakni seimbang dalam memperjuangkan masing-masing aspek takamul, hingga
mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan yang ditargetkan.
3. Visi
Yang Seimbang (tawazun)
Tawazun ini disusun
sesuai dengan yang termaktub dalam al-Qur’an, dan sesuai dengan prioritasnya.
Yakni Aqidah dan Tarbiyah, Fiqih Aqidah dan Syariat, Ibadah, Kekuatan dan
Politik. Tawazun ini juga terkait dengan tanggungjawab para aktivis
pergerakan Islam yang terdiri dari tiga aspek; tanggungjawab terhadap dirinya
sendiri, keluarga dan dakwah. Di mana masing-masing aspek ini harus dilakukan
dengan baik agar tercipta cita-cita Islam sebagai rahmat bagi semesta.
Jika gerakan Islam impian
sudah memenuhi tiga aspek tersebut, selanjutnya gerakan Islam harus bisa
mewujudkan kesatuan amal islami –bersatunya umat Islam dalam satu gerakan dan
tidak terkotak-kotak apalagi banyak gerakan Islam-, memprogramkan tarbiyah
jihadiyah dalam amal islami –sebagai puncak tertinggi dalam amal, dan untuk
mempertahankan diri dari gempuran musuh di segala aspek kehidupan-, memahami
dan mewujudkan pentingnya tarbiyah amniyah –sebagai syarat utama bagi
berlangsungnya amal islami dan pertahanan diri terhadap intimidasi musuh
Islam-, juga kewajiban memahami dan mewujudkan adanya internasionalisasi
gerakan amal islami.
Terakhir, yang harus diingat
dan diupayakan oleh masing-masing kader pergerakan Islam, adalah aspek ibadah
sebagai sarana mengambil kekuatan dari Allah yang Mahakuat. Baik itu melalui
qiyamullail, shalat berjamaah di masjid terutama subuh dan Isya’, mengakrabkan
diri dengan al-Qur’an dan berupaya mengamalkannya, selalu merasa diawasi oleh
Allah, menikmati karunia makan dan minum sebagai sarana untuk menguatkan diri
dalam beribadah, berupaya mengamalkan Islam dalam setiap aspek kehidupan, dan
selalu melakukan introspeksi diri terhadap setiap amal yang sudah, sedang dan
akan dikerjakan.
Insya Allah, dengan ini semua,
kejayaan Islam akan segera terwujud, bi idznillah.
Penulis : Pirman, http://www.dakwatuna.com
Ditulis Oleh : Pengelola ~ Pendidikan Kesetaraan, Pendidikan Karakter

Tidak ada komentar :
Posting Komentar