“Manusia Pengkritik atau Manusia Pembelajar?” “Manusia Pengkritik atau Manusia Pembelajar?”

Senin, 26 Maret 2012

“Manusia Pengkritik atau Manusia Pembelajar?”

Affiliate Marketing Forum
Affiliate Marketing Forum




Sahabatku, Manusia Pengkritik disebut pula Manusia Perfeksionis. Jenis baru spesies manusia diabad ke-21 ini. Jika manusia biasa mempunyai nama ilmiah Homo sapiens , maka spesies Manusia Perfeksionis mempunyai nama ilmiah Homo sapiens perfecto. Manusia Perfeksionis mempunyai gambaran seperti manusia bertanduk dua di kepala, otaknya super genius (melebihi manusia jenius abad ini), dengan badan yang tegap dan kuat. Tepat seperti apa yang digambarkan Charles Darwin, dalam teori Evolusinya.
Bentuk lain dari manusia Perfeksionis adalah manusia Narsis, dan manusia Holic, Tetapi nampaknya manusia Pengkritik lebih berbahaya, dari kedua jenis ini. Manusia Pengkritik bisa membuat spesies homo sapiens punah, sebab dialektika keahlian menjatuhkan spesies homo sapiens melalui senjata mulutnya dan senjata tangannya mampu menciptakan disintegrasi mental. Sementara manusia Narsis tidak cukup merugikan spesies Homo sapiens -tidak berbahaya- hanya ingin tampil perfeksionis dimata spesies kaum Homo sapiens. Jika manusia Holic, juga dapat memusnahkan manusia Homo sapiens, hanya riil melalui tindakan, perbuatan dan perilakunya.
Keahlian utama dari manusia pengkritik –seperti namanya- yaitu Mengkritik. Jangan ditanya apakah kemampuan mengkritiknya sehebat apa. Sangat-sangat hebat. Bahkan sudah lama manusia Pengkritik mempunyai andil dalam menciptakan pekerjaan baru: “kritikus”. Keahlian kritikus tidak dimiliki oleh sembarang orang, hanya orang yang memiliki daya pandang berbeda dari berbagai sudut saja mampu menjadi kritikus profesional. Jadi jika kita menemukan, seorang yang mempunyai bakat dan minat tinggi dibidang kritik-mengkritik, jangan lantas keburu dibenci, tetapi hargailah mereka dengan menempatkannya pada bidang kritikus ini.

Itulah hebatnya kritikus. Mirip-mirip Politikus lah. Karena sebangsa dengan tikus (sama-sama punya akhiran -kus). Artinya dalam banyak kondisi tertentu mereka sangat-sangat tidak disukai, tetapi sebenarnya dalam kondisi tertentu berperan sebagai umpan bagi pemangsanya. Perbedaan Kritikus dengan Politikus:
KRITIKUS TAK MEMPUNYAI ANDIL BESAR DALAM PEMBANGUNAN BANGSA.
Sebabnya, kritikus hanya bisa mengkritik, tanpa mampu memberikan solusi yang pas untuk memecahkan persoalan. Hanya seorang yang ahli berkoar-koar sehingga tampak hebat di mata orang.
Sedangkan Negara tanpa Politikus, berarti tidak ada tukang pembangun dalam bangsa itu. Maka sekalipun kedua profesi ini sama-sama satu bangsa. Tetapi sebenarnya berperang.
Terlalu berbelit-belit kan?”
Betul. Seperti itulah manusia-manusia yang dalam hidupnya hanya bisa mengkritik saja. Dalam satu waktu saya begitu anyel (marah,sebel dalam bahasa solo) sebabnya seseorang megkritik apa yang saya pakai, misalnya “kemana-mana kog pake jaket dan bawa tas”. Maka kujawab saja dengan nada geram dan membentak, “panas mas, takut item”.
Itulah yang menyebabkan saya mengatakan manusia Pengkritik adalah manusia Perfeksionis. Sebab mereka merasa bahwa dirinya lebih sempurna ketimbang hidup orang yang dikritik itu. Dirinya mampu melakukan lebih baik ketimbang orang yang dikritik itu. Tetapi nyatanya siapapun tak akan bisa melanggar hukum alam bahwa, “the man is uniqe”.
Siapapun pasti tak suka dikritik, apalagi dengan unsur subyektifitas yang kental, penilaian yang tidak sesuai dengan kenyataan, cenderung dilebih-lebihkan, dan sok tahu. Dengan unsur obyektifitas yang tinggi saja, kita masih hitung-hitungan angka.
Dalam kondisi wajar, orang normal lebih menyukai dipuji, daripada dikritik. Tetapi pujian dan kritikan mempunyai asal mula kondisi yang berbeda.
Orang yang memuji orang lain, mempunyai maksud. Orang yang memuji merasa kagum terhadap orang yang dipuji. Atau dalam hal lai orang yang memuji mempunyai motif yang ingin disampaikan melalui pujiannya itu, misalkan ingin diberi hadiah, ingin dianggap sebagai orang yang special, ingin meminta sesuatu.
Orang yang mengkritik orang lain juga mempunyai maksud. Tetapi maksud yang negatif. Orang yang mengkritik merasa sebal, iri atau tidak suka dengan gaya yang ditampilkan oleh orang lain. Apa yang dilakukan oleh orang yang dikritik tersebut tidak sesuai dengan idealism yang dimilik oleh orang tersebut. Misalnya ketika seseorang mengkritik saya “kog kamu diem banget sih”, berarti orang tersebut tidak suka dengan orang pendiam, merasa bahwa orang pendiam itu orang yang abnormal, atau idealism dalam dirinya menganggap bahwa orang yang baik adalah orang yang suka berbicara.
Jika begitu apakah kritik tidak bisa dengan pujian? Jawabannya adalah bisa. Kritik yang bernuansa ingin menjatuhkan -pada umumnya kritik memang dimaksudkan untuk menjatuhkan orang lain- memang diucapkan begitu saja. Kritik yang disampaikan dengan pujian adalah kritik yang menyenangkan hati orang lain. Sehingga sepantasnya tidak perlu mengkritik, tetapi pujilah. Itu rasanya lebih baik.
Sehingga, jangan salahkan apabila sedikit demi sedikit Manusia Pengkritik akan dimusuhi atau dijauhi oleh kelompok manusia homo sapiens. Manusia pada umumnya ingin kualitas hidupnya semakin lebih baik, sementara manusia Pengkritik ingin kualitas hidup seseorang menjadi lebih buruk. Jadi mulailah peperangan itu. Peperangan batin lebih tepatnya.
Solusi, bukan kritikan
Merasa tidak cocok dengan penglihatanmu terhadap oranglain. Tidak perlu mengkritik. Pertama-pertama yang harus Anda pikirkan adalah bahwa setiap orang punya gaya yang berbeda-beda – baik gaya berpenampilan, gaya berbicara, gaya melakukan sesuatu –. Kemudian pujilah, jika enek dengan pujian, bantulah orang tersebut untuk berdiri yang tegak dengan konsep yang benar – yang seharusnya apabila dia melakukan kesalahan.
Memberikan solusi, adalah harga mutlak bagi siapapun. Kita tidak butuh kritikan, tetapi yang lebih dibutuhkan adalah solusi. Anda akan menjadi orang yang disegani dan dikagumi apabila kehebatan Anda dalam emmecahkan suatu persoalan lebih hebat dalam ketidakmampuan Anda dalam memberikan kritikan. JADI, JANGAN MENJADI MANUSIA PENGKRITIK, JADILAH MANUSIA SOLUTIF.

Ditulis Oleh : Pengelola ~ Pendidikan Kesetaraan, Pendidikan Karakter

Artikel “Manusia Pengkritik atau Manusia Pembelajar?” Semoga bermanfaat bagi sobat blog. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

Tidak ada komentar :